The Power of Angka


Ya, mau bagaiman lagi, kita hidup disebuah sistem, lingkungan dimana ANGKA jauh lebih dihargai daripada kinerja, dimana IJAZAH adalah keniscayaan untuk hidup di negeri birokratik ini. Semuanya, bahkan mungkin kentut yang kita keluarkan juga akan diukur, ditimbang dan dikonversikan menjadi angka-angka yang menentukan hidup mati di negeri ini. Kebijakan pendidikan juga terus saja berkutat tentang bagaimana MENILAI, hingga para pendidik kehabisan energi memikirkan bagaimana menilai.

Pendidkan yang berasal dari kata EDUCARE yang artinya "membangkitkan potensi" terus tergerus menjadi proses penghakiman, proses menilai bisa dan tidak bisa, proses mengkotak-kotakkan manusia menjadi yang memiliki nilai diatas target dan mereka yang memiliki nilai dibawah target.

Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan potensi yang berbeda satu dengan lainnya, lalu mengapa pendidikan justru memaksa seseorang untuk menguasai bidang-bidang yang sebenarnya tidak berpotensi untuk dikembangkan dalam dirinya.

Memberikan pengetahuan baru sesungguhnya sangatlah baik, namun memberikan sebuah "pemaksaan" bahwa pengetahuan tersebut harus dikuasai secara paripurna oleh setiap manusia justru akan menenggelamkan segala potensi yang seharusnya dibangkitkan pada dirinya.

Presiden, sebenarnya sudah memberi contoh yang baik, Ijazah tidaklah penting, nilai A+ tidaklah jaminan seseorang berkinerja baik. Presiden telah mengangkat seorang menteri yang justru hanya sekolah hingga tingkat menengah pertama dan terbukti kinerjanya luar biasa. Sayangnya semangat ini tidak kemudian menular pada proses pendidikan.

Proses penilaian kinerja para pendidik hanya didasarkan pada hasil ujian. Pertanyaannya apakah hasil ujian para pendidik selalu berbanding lurus dengan kinerjanya? Apakah kinerja pendidik hanya didasarkan pada hafal atau tidaknya mereka pada teori-teori pakar pendidikan seperti bloom, atau maria montesori semata? apakah mereka yang hafal teori-teori itu kemudian mampu melakukan transfer ilmu dengan baik kepada peserta didiknya?

Saya jadi ingat, ada pepatah usang yang mungkin benar mungkin salah di lingkungan kuliah dulu yang pernah saya dengar dari beberapa dosen yang bunyinya kira-kira begini: " sayangnya mereka (mahasiswa) yang sangat kuat dalam penguasaan praktik (programing dll.) biasanya mempunyai IPK dibawah 3 " jadi.... jadi mungkin saya harus duduk lagi di naungan tugu poniman.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Atas Nama Peradaban

Media Sosial Vs Spiritual